Senin, 13 April 2015

TUJUAN PSIKOLOGI DAKWAH
Makalah ini dsusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“Psikologi Dakwah”


 
Di Susun Oleh:
Sifa Ma’rifat (210312220)

Dosen Pengampu:
Fuadi


Kelas TB.G/6


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
MARET 2015
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Adapun psikologi dakwah itu sendiri adalah merupakan ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang menyangkut jiwa dari pada Da’i serta sasaran-sasaran dakwah baik secara individual maupun kelompok social, merupakan pengetahuan uyang lebih bersifat praktis dari pada teoritis. Sifat demikian membawa kepada fleksibilitas yang luas dengan memperhatikan factor-faktorsituasi dan kondisi sasaran yang di hadapi, justru oleh karena manusia adalah makhluk hidup menurut waktu dan tempat.
Adapun faktor situasi dan kondisi tersebut banyak menyangkut masalah kecenderungan, keinginan, kemauan/kehendak, perhatian, minat, perasaan, dan segala aspek kejiwaan yang mengandung tendensi perkembangan dalam larangan hidup manusia.
Semua kemampuan dan tendensi kejiwaan dirangsang dan di gerakkan kearah tujuan dakwah/penerangan agama. Dengan demikian maka tugas psikologi dakwah adalah memberi landasann dan pedoman kepada metodologi dakwah karena metodologi baru dapat aktif dalam penerapannya bilamana di dasarkan atas kebutuhan-kebutuhan hidup manusia sebagaimana di tunjukkan kemungkinan perumusannya oleh Psikologi

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian psikologi dakwah?
2.      Apa tujuan dari psikologi dakwah?
3.      Apa kegunaan psikologi dalam pendidikan?
4.      Apa saja metode psikologi dakwah?





PEMBAHASAN

A.    Pengertian Psikologi Dakwah
Adapun devinisi dari psokologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah. Psikologi dakwah dapat juga di beri batasan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidupp kejiwaan untuk di ajak kepada pengalaman ajaran-ajaran islam demi kesejahteran hidup manusia di dunia dan akherat.
Hidup kejiwaan manusia muncul dalam bentuk perilaku yang positif maupun yang negative. Perilaku negative manusia bisa jadi cerminan jiwa manusia dalam bentuk perilaku yang berlebihan. Seperti yang berhubungan dengan kesenangan jasmani dan rohani, sebagai contoh hubungan dengan lawan jenis. Bagi seorang remaja pada masa pertumbuhannya adalah merupakan suatu kesenangan dan kenikmatan (Kecenderungan) 

B.     Tujuan Psikologi Dakwah
Tujuan psiologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan kepada para Da’i tentang pola dan tingkah laku para Mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (Psikis) sehingga mempermudah para Da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang di kehendaki oleh ajaran islam.
Dengan demikian maka psikologi dakwah mempunyai titik perhatian kepada pengetahuan tentang tingkah laku manusia, melalui latar belakang kehidupan psikologis. Tingkah laku manusia adalah merupkan phenomena (gejala) dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Perubahan tingkah laku manusia baru terjadi bilamana ia telah mengalami proses belajar dan pendidikan. Oleh karena itu psikologi dakwahpun memperhatikan masalah pengembangan daya cipta, daya karsa dan rasa (kognisi, konasi, dan emosi) dalam proses penghayatan dan pengalaman ajaran agama. 
Dan disinilah terletak titik berat strategi dakwah yang sebenarnya yakni menimbulkan kesedihan seseorang untuk menerima dan mengamalkan pesan yang di sampaikan kepadanya dengan ikhlas. Dalam hal ini napak perbedaan antara strategi dakwah dengan strategi propaganda. Di dalam propaganda terdapat unsure-unsur paksaan dan ketidaksadaran psikologis dalam menerima pesan yang di bawakan oleh para propagandisi
C.     Kegunaan Psikologi Dakwah Dalam  Pendidikan
1.      Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
2.      Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
3.      Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
Jadi mempelajari ilmu psikologi itu bukanlah hal yang baru bagi seseorang, karena orang dewasa yang normal sedikit banyak telah mengetahui psikologi meskipun pengetahuan mereka itu tidak sistematis, oleh karena itu siapa saja yang dapat mengetahui psikologi ia akan dapat menemptkan dirinya sedemikian rupa dimana ia berada. Karena kita semua berada pada lapangan apa saja. Maka psikologipun dapat di pergunakan dalam segala lapangan, misalnya pada lapangan : pendidikan, kedokteran, pengadilan, industry jual beli, tentara, pemuda dan masa anak-anak dan sebagainya
D.    Metode Dakwah
Metode adalah cara kerja yang menghubungkan antara fakta dengan hasil penelitian. Menurut Bahm bagian yang terpenting darii ilmu adalah metode, karena metode merupakan kerangka kertja yang digunakan untuk melakukan dan mengembangkan penelitian ilmiah. 
Kedudukan metode dalam ilmu bisa bersifat tunggal dan banyak. Adapun tahapan-tahapan umum yang di gunakan dalam metode penelusuran Psikologi (dalam penerapannya pada kajian ilmu dakwah) yang bersifat ilmiah adalah :
1.      Pemilihan masalah Penelitian di mulai dengan pemilihan masalah, sebaiknya peneliti berusaha untuk meneliti masalah yang belum pernah di teliti. Untuk mengetahui apa yang belum di teliti, dia harus memiliki gambaran mengenai apa yang sudah di teliti. Sehingga membuat abstrak atau review hasil penelitian sebelumnya sangat di perlukan untuk memperoleh gambaran tersebut. Di samping gambaran, masalah yang di pilih harus dosadari akan keterbatasan-keterbatasan yang di hadapi. Baik di batasi oleh dana, fasilitas dan waktu yang gtersedia, serta kemampuan teknis peneliti, sehingga penelitian dapat di selesaikan dengan baik. Kita harus memilih masalah yang penting (berarti, meaning ful).
Bahm menyatakan bahwa masalah sekedar tidak di pilih dan di tentukan, melainkan lebih jauh lagi, peneliti harus menyadari dan mengetahui adanya masalah. Dengan ini peneliti akan meraskan dan ikut terlibat pada masalah yang muncul, yang tentunya kemudian akan memiliki kemauan untuk mencoba mengatasinya. Dari sini baru kemudian di munculkan atau di rumuskan permasalahan yang akan di kaji secara ilmiah.
2.      Hipotesis: jawaban sementara.
Hipotesis adalah jawaban sementara yang pasti terhadap masalah yang bersangkutan. Sekarang dalam metode keilmuan psikologi hipotesis-hipotesis harus di uji lebih lanjut secara empiris. Untuk itu hipotesis sebagai suatu “jawaban” hendaknya berbentuk kalimat pernyataan dan bukan kalimat pertanyaan.
Hipotesis menyebutkan hubungan antara beberapa variable. Hipotesis tidak boleh terlalu bebas, hipotesis harus dapat di buktikan atau di tolak dengan desain penelitian maupun percobaan yang terencana, oleh karena itu variabel-variabel dari hipotesis yang di ajukan harus dapat di ukur.
Kadang-kadang untuk suatu masalah dalam kajian dakwah muncul beberapa dugaan sementara yang kemudian perlu dipecah-pecah untuk menyederhanakan hubungan variable, sehingga analisis dapat dilakukan dengan lebih cermat dan tidak berbelit-belit.
3.      Rencana Penelitian
Hipotesis yang telah diajukan kemudian di jabarkan menjadi rencana penelitian dengan berbagai percobaan, pelakuan, pengamatan, pengulangan, survai, dan sebagainya. Pengetahuan mengenahi rancangan percobaan (exsperimental design) sangat di perlukan, agar kelak data yang di peroleh mudah di olah secara statistic.
4.      Pelaksanaan Percobaan
Pada pelaksanaan percobaan, pengamatan merupakan kegiatan yang paling penting. Pengamatan bukan hanya pekerjaan fisik atau inderawi semata, namun juga suatu kegiatan mental. Hasil pengamatan tergantung dari bekal pengetahuan pengamat. Oleh karena itu peneliti harus memahami dengan mendalam latar belakang atau teori tentang obyek penelitian yang sedang di amatinya.
Peneliti harus mengetahui bentuk gejala yang harus diamati dan mengapa gejala tersebut terjadi, serta harus siap untuk menghadapi timbulnya penyimpangan dari suatu gejala. Satu hal yang perlu di perhatikan oleh peneliti adalah seharusnya tidak terlalu teguh berpegang pada hipotesis yang telah dimunculkan, sehingga terhindar dari kecenderungan upaya hasil pengamatannya “penyesuaian” hasil pengamatan dengan apa yang di perkirakan akan terjadi.
Adapun metodologi yang cenderung kepada ilmu alam, maka aspek-aspek kejiwaan manusia di ukur dan di kaji dengan melihat hubungan dengan aspek lain. Sesuatu ada dalam diri manusia (masalah kejiwaan) di kenali dengan melihat fenomena perilaku.
Dari sini dalam kita lihat pendek kata metodologi psikologi yakni membahas masalah kejiwaan manusia yang laten dengan mengukur perwujudannya dalam bentuk perubahan-perubahannya yang tampak, pengukuran tersebut dilakukan sebagaimana mengukur tinggi badan fisik.













PENUTUP
KESIMPULAN

Psikologi dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah. Adapun tujuan psiologi dakwah adalah membantu dan memberikan pandangan kepada para Da’i tentang pola dan tingkah laku para Mad’u dan hal-hal yang mempengaruhi tingkah laku tersebut yang berkaitan dengan aspek kejiwaan (Psikis) sehingga mempermudah para Da’i untuk mengajak mereka kepada apa yang di kehendaki oleh ajaran islam. Manfaat mempelajari psikologi dakwah adalah :
1.      Untuk memperoleh faham tentang gejala-gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
2.      Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
3.      Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik. Metode adalah cara kerja yang menghubungkan antara fakta dengan hasil penelitian. Adapun tahapan-tahapan yang umum dalam metode penelusuran psikologi yang bersifat ilmiah adalah :
a.       Pemilihan masalah
b.      Hipotesis : jawaban sementara
c.       Rencana Penelitian
d.      Pelaksanaan Percobaan







DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad. Psikologi Dakwah. Jakarta : Bumi Aksara. 1991
Azwar, Saiful. Penyusun Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 1999
Dermawan, Andy. Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta : Lefsi. 2002
Muchin Lalu, Efendi. Psikologi Dakwah. Jakarta : Kencana. 2006



Tidak ada komentar:

Posting Komentar